BAB 1
MENGENAL SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PROSES BISNIS DAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
Proses bisnis (business process) adalah
urutan aktivitas yang dilaksanakan oleh suatu bisnis untuk memperoleh, menghasilkan, serta menjual
barang dan jasa. Para akuntan memanfaatkan proses bisnis perusahaan dalam bentuk siklus transaksi. Siklus
transaksi (transaction cycles) mengelompokkan
kejadian-kejadian terkait yang pada umumnya terjadi dalam suatu urutan tertentu. Kejadian (events) adalah
aktivitas yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Sebagai contoh, seorang
pelanggan melakukan pemesanan, barang dikirimkan, dan laporan penjualan dicetak. Terdapat tiga siklus transaksi utama :
Ø Siklus pemerolehan/pembelian (acquisition/purchasing cycle) adalah
proses pembelian dan pembayaran untuk barang-barang atau jasa.
Ø Siklus konversi (conversion cycle) adalah proses mengubah sumber
daya yang diperoleh menjadi barang-barang dan jasa.
Ø Siklus pendapatan (revenue cycle) adalah proses
menyediakan barang atau jasa untuk para pelanggan dan menagih uangnya.
LINGKUP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
SIM merupakan seperangkat subsistem. Di ELERBE, Inc., semua subsistem ini bersifat penting, dan informasi yang berbeda
diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsinya. Sebagai contoh : Departemen Produksi, Departemen Pemasaran, Departemen Sumber Daya Manusia, dan Departemen Akuntansi dan Keuangan. Sistem informasi
akuntansi adalah suatu subsistem dan SIM yang menyediakan informasi akuntansi
dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dan pengolahan rutin atas
transaksi akuntansi.
PENGGUNAAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
·
Membuat Laporan Eksternal
·
Mendukung Aktivitas Rutin
·
Mendukung Pengambilan Keputusan
·
Perencanaan dan Pengendalian
·
Menerapkan Pengendalian Internal
·
Aplikasi dan Peranti Lunak Akuntansi
·
Peran Akuntan dalam Hubungannya dengan SIA
·
Akuntan sebagai Pengguna
·
Akuntan sebagai Manajer
·
Akuntan sebagai Konsultan
·
Akuntan sebagai Evaluator
·
Akuntan sebagai Penyedia Jasa Akuntansi dan Perpajakan
BAB II
PROSES BISNIS DAN DATA SIA
Sistem akuntansi bersifat kompleks, dan banyak
keahlian diperlukan untuk mengevaluasi SIA. Akuntan perlu untuk meninjau ulang dokumentasi,
melakukan wawancara, dan mengamati transaksi-transaksi untuk memahami sistem
akuntansi klien. Mereka juga perlu untuk mengetahui informasi apa
yang harus dicari, mengetahui dimana mereka bisa mendapatkan informasi, mengembangkan
rencana untuk memperoleh informasi, dan menyusun informasi dengan cara yang
penuh arti. Oleh karena kompleksitas sistem akuntansi, cara yang paling efektif untuk
mengembangkan keahlian yang diperlukan untuk memahami, menganalisis, mengembangkan, dan mengevaluasi
sistem akuntansi
adalah dengan memecahkan berbagai macam masalah.
PROSES DAN KEJADIAN BISNIS
Proses bisnis merupakan seperangkat
aktivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis untuk memperoleh, menghasilkan,
serta menjual barang dan jasa. Satu cara penting untuk mempelajari proses
bisnis perusahaan adalah dengan berfokus pada siklus transaksi. Siklus transaksi (transaction cycle) mengelompokkan
kejadian terkait yang pada umumnya terjadi dalam suatu urutan tertentu. Kejadian (event) adalah
berbagai hal yang terjadi pada suatu saat tertentu. Masing-masing siklus transaksi melibatkan
lebih dan satu kejadian. Tiga contoh kejadian disuatu siklus transaksi adalah
seorang pelanggan melakukan pemesanan, barang-barang dikirimkan, dan laporan
penjualan dicetak.
Proses bisnis dapat disusun menjadi tiga siklus transaksi utama :
Ø Siklus pemerolehan/pembelian
Ø Siklus konversi
Ø Siklus pendapatan
Siklus
Pendapatan
Siklus pendapatan dan jenis organisasi yang berbeda dapat saja sama
dan mencakup di dalamnya sebagian atau semua operasi berikut ini :
Ø Merespons permintaan informasi dan pelanggan.
Ø Membuat perjanjian dengan para pelanggan untuk menyediakan barang dan
jasa di masa mendatang.
Ø Menyediakan jasa atau mengirim barang ke pelanggan.
Ø Menagih pelanggan.
Ø Melakukan penagihan uang.
Ø Menyetorkan uang kas ke bank.
Ø Menyusun laporan.
Siklus
Pemerolehan
Seperti halnya siklus
pendapatan, siklus pemerolehan dari organisasi dengan jenis yang berbeda pada
dasarnya bersifat sama karena kebanyakan mencakup di dalamnya sebagian atau
semua operasi berikut ini :
Ø Mendiskusikan dengan para pemasok.
PENGIDENTIFIKASIAN
KEJADIAN DALAM PROSES BISNIS
Akuntansi pada dasarnya adalah suatu sistem informasi, dan
sangat penting bagi para akuntan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi beroperasi. Pengetahuan
seperti itu
akan memungkinkan mereka untuk menyediakan jasa konsultasi dan desain
sistem, serta untuk memenuhi peran mereka sebagai evaluator dan auditor. Mutu dan karakteristik dan suatu sistem
informasi mempengaruhi kinerja dan seberapa jauh auditor dapat bersandar pada output dan sistem dalam melakukan verifikasi laporan keuangan.
Tentu saja,
para akuntan juga harus memahami sistem akuntansi dalam perannya sebagai pengguna.
Para akuntan harus terbiasa dengan proses bisnis sebelum mereka
dapat mengevaluasi atau mendesain satu
sistem informasi akuntansi. Kami telah melihat bahwa suatu pengetahuan tentang
dasar-dasar siklus pendapatan dan pemerolehan dapat menyediakan suatu titik awal
untuk mengumpulkan data tentang proses-proses perusahaan. Pemahamannya atas siklus pendapatan membantu
Karen memberikan penjelasan yang terperinci mengenai siklus pendapatan ELERBE.
Pedoman
Mengakui Kejadian
Pedoman 1 : Kenali kejadian pertama dalam suatu proses ketika seseorang atau suatu departemen dalam sebuah organisasi menjadi bertanggung jawab terhadap suatu aktivitas.
Pedoman 2 : Abaikan
aktivitas yang tidak memerlukan keikutsertaan agen internal.
Pedoman 3 : Kenali suatu kejadian baru ketika tanggung jawab dipindahkan dan satu agen internal ke agen
internal lainnya.
Pedoman 4 : Kenali kejadian baru ketika suatu proses sudah
disela/diinterupsi dan dilanjutkan kemudian
oleh agen internal yang sama. Setelah interupsi, seseorang di luar organisasi
atau proses itu mungkin melalui proses tersebut. Sebagai alternatif, proses itu
dapat dilanjutkan pada suatu waktu yang sudah
dijadwalkan.
1.
Seseorang/organisasi di luar
perusahaan memulai kelanjutan proses. Sebagai contoh
dan jenis pemrosesan ini, asumsikan bahwa seorang pelanggan pergi ke bagian referensi dalam
sebuah perpustakaan dan meminjam buku baru selama dua jam. Meskipun agen internal sama (staf
perpustakaan) mungkin telah terlibat dalam kedua kejadian, adalah bermanfaat
untuk memperlakukan peminjaman dan pengembalian sebagai dua kejadian. Sebenarnya, sistem informasi
perpustakaan itu mendukung pemisahan ini. Sebagai suatu
pengendalian, pada waktu peminjaman, suatu record dibuat untuk mencatat
waktu dan nama anggota. Ketika buku itu dikembalikan, record itu
diperbarui untuk menunjukkan pengembalian. Perhatikan bahwa seseorang di luar organisasi
itu (anggota) memulai proses setelah interupsi.
2.
Proses berlanjut pada suatu
waktu yang terjadwal. Sebagai contoh, kas mungkin dikumpulkan
sepanjang hari. Kasir mengumpulkan kas, merekam pengumpulan, dan menyimpan kas di
suatu tempat yang aman. Proses pendapatan kemudian diinterupsi. Kasir mungkin melanjutkan
proses pada akhir hari dengan menyiapkan slip penyetoran dan memberi slip penyetoran/kas
kepada orang yang bertanggung jawab melakukan penyetoran. Di sini kejadian yang
kedua (melakukan penyetoran) dilaksanakan pada suatu waktu yang terjadwal dan
tidak dilakukan oleh agen di luar organisasi tersebut.
Pedoman 5: Gunakan satu
narna kejadian dan uraian yang mencerminkan sifat urnum dan kejadian itu.
PENGORGANISASIAN DATA DALAM SIA
SIA merekam
data tentang berbagai kejadian yang dibahas di bagian sebelumnya, termasuk
perjanjian dengan para pelanggan (para pemasok), barang atau jasa yang
disediakan kepada pelanggan (yang diterima dari pemasok), jumlah terutang dari
para pelanggan (kepada para pemasok), dan pembayaran oleh para pelanggan
(kepada para pemasok).
Sistem Manual untuk Siklus Pendapatan dan Buku Besar
Kejadian yang memengaruhi buku besar.
Proses bisnis seperti yang digambarkan dalam Contoh 2.1, terdiri dari
kejadian-kejadian. Menerima dan mencatat pesanan penjualan, pengiriman,
pembuatan pesanan pembelian, dan menerima kas adalah contoh-contoh kejadian.
Hanya sebagian dari kejadian itu dicatat dalam jurnal dan dipindahkan ke buku
besar.
Pengorganisasian data dengan
menggunakan dokumen sumber, jurnal, dan buku besar. Dalam SIA manual yang
tradisional, informasi tentang kejadian bisnis pertama ditangkap dalam dokumen
sumber. Pesanan penjualan, slip pengemasan, dan faktur adalah contoh-contoh
dokumen sumber.
Arsip dalam SIA yang Terkomputerisasi
Arus dasar
informasi yang dijelaskan sebelumnya dapat juga dilihat pada SIA yang
terkomputerisasi. Namun demikian, bagaimana cara data disimpan dan diorganisasi
dalam suatu sistem yang terkomputerisasi berbeda dengan SIA manual. Bagian ini
menunjukkan bagaimana data diorganisasi dalam SIA yang terkomputerisasi.
Ø Entity
(entitas) : Suatu entitas adalah subjek tertentu tentang informasi apa yang
disimpan (misalnya pelanggan, karyawan, dan pesanan penjualan).
Ø Field : Satu
unit data mengenai satu entitas (misalnya Nama Karyawan dan Nama Pelanggan).
Ø Record :
Seperangkat field yang saling berkaitan dari satu entitas.
Ø File :
Seperangkat record yang saling berkaitan.
Ø Transaction
file : File transaksi menyimpan informasi tentang kejadian.
Ø Master file :
File induk berisi informasi mengenai entitas dari kejadian.
Ø Reference data
(data acuan) : Beberapa field dalam master file berisi data acuan yang
menguraikan entitas.
Ø Reference field
(field acuan) : Field yang berisi data acuan diidentifikasikan sebagai field
acuan.
Ø Summary data
(data ringkasan) : Data ringkasan meringkas transaksi-transaksi masa lalu.
Ø Summary field
(field ringkasan) : Field yang berisi data ringkasan diidentifikasikan sebagai
field ringkasan.
JENIS-JENIS FILE DAN DATA
Dua jenis penting dari file data adalah : file induk dan file transaksi.
Seorang akuntan, baik dalam peran sebagai perancang atau penilai, perlu mengetahui
informasi apa yang disimpan dan bagaimana pengorganisasiannya. Para akuntan
yang mengambil bagian di dalam proses perancangan perlu memahami jenis-jenis file ini karena perubahan yang dibuat pada
sistem akuntansi diterapkan melalui perubahan peranti lunak dan
perubahan rancangan file data. Auditor perlu memahami file data perusahaan agar
mereka dapat mengevaluasi keandalan dan sistem yang menghasilkan laporan
keuangan. Dalam mempelajari SIA, seseorang perlu memerhatikan file induk dan
file transaksi yang mendukung proses bisnis tertentu.
File Induk
File induk mempunyai ciri-ciri berikut :
§ File
induk menyimpan data yang relatif permanen
rnengenai agen-agen eksternal,
agen-agen internal,
atau barang dan jasa. Contohnya
mencakup :
·
File Persediaan (barang
dan jasa)
·
File Pelanggan
(agen-agen eksternal)
·
File Karyawan
(agen-agen internal)
§ File
induk tidak menyediakan perincian mengenai transaksi-transaksi individual.
§ Data
yang disimpan dapat memiliki karakteristik
sebagai data acuan maupun data ringkasan.
·
Data acuan adalah data
deskriptif yang relatif permanen dan tidak dipengaruhi oleh transaksi.
·
Data ringkasan diubah
ketika kejadian, seperti pesanan dan pengiriman terjadi. Kuantitas persediaan di
tangan adalah suatu contoh. Beberapa file induk mungkin hanya terdiri atas data
acuan, tanpa adanya data ringkasan.
SIA biasanya berisi
file induk mengenai tiga
jenis entitas :
barang dan jasa, agen-agen eksternal, dan agen-agen internal. Untuk setiap jenis
master record, akan dibedakan antara data acuan dan data ringkasan. Jika
memungkinkan, sistem ELERBE digunakan sebagai suatu contoh.
§ Barang/jasa-Barang
dan jasa diperoleh, dibuat atau dijual selama kejadian dalam siklus pemerolehan dan pendapatan organisasi. File
induk tentang barang-barang dan jasa pada umumnya mencakup data acuan dan
ringkasan, sebagai
contoh :
·
Field-field dengan data
acuan dalam File Persediaan ELERBE adalah ISBN, Penulis, Judul, dan Harga.
·
Field-field dengan data
ringkasan adalah Jumlah_Barang_di_Gudang dan Alokasi_Jumlah. Field
Jumlah_Barang_di_Gudang
dalam File Persediaan adalah field ringkasan yang menunjukkan jumlah dari tiap produk yang ada
dalam persediaan di setiap waktu.
§ Agen eksternal
adalah orang-orang atau unit organisasi yang bérada di luar perusahaan.
·
Field dengan data acuan
di dalam File Pelanggan ELERBE adalah Nomor_Pelanggan, Nama, Alamat,
Contact_Person, dan Telepon. Field- field
ini tidak berubah akibat transaksi.
·
Tidak ada field-field
data ringkasan di dalam File Pelanggan ELERBE. Field ringkasan yang sering
tercakup dalam
file-file seperti itu adalah saldo utang pelanggan. Field ini akan meningkat jika
penjualan dilakukan kepada pelanggan dan berkurang jika pelanggan melakukan
pembayaran.
§ Agen internal
adalah orang-orang atau unit organisasi yang bertanggung jawab atas berbagai
kejadian di dalam suatu proses bisnis. SIA sering kali menelusuri informasi
mengenai agen internal yang bertanggung jawab untuk kejadian di dalam proses
bisnis.
·
Data acuan dalam file
induk menguraikan agen-agen internal ini
(misalnya, nama tenaga penjual, dan tanggal masuk pegawai tersebut).
·
Meskipun mungkin kurang
umum untuk entitas jenis ini,
field ringkasan bisa bermanfaat
dalam file agen internal. Sebagai contoh, field saldo bisa dibuat di File
Tenaga_Penjual untuk memonitor
total penjualan yang dibuat oleh penjual itu.
·
Tidak
ada contoh file induk untuk agen-agen internal.
File Transaksi
Jenis file data kedua
yang juga penting adalah file transaksi. File transaksi mempunyai ciri-ciri
berikut :
§ File
transaksi menyimpan data tentang kejadian. Contoh-contoh kejadian dan siklus pendapatan ELERBE
meliputi :
·
Pesanan
·
Pengiriman
·
Penagihan kas
§ File
transaksi biasanya mencakup suatu field untuk tanggal transaksi.
§ File
transaksi biasanya mencakup informasi kuantitas dan harga. Kuantitas mengacu pada kuantitas barang
atau jasa yang berhubungan dengan kejadian tersebut (misalnya kuantitas barang yang
dipesan).
§ Ingat bahwa kejadian berlangsung dalam suatu urutan
tertentu di dalam siklus pendapatan dan pemerolehan. Kejadian pertama di dalam
siklus tersebut diikuti oleh kejadian yang lain.
Hubungan Antara File Transaksi dan File Induk
Empat file yang digunakan oleh ELERBE saling berkaitan. Diagram
tersebut disusun dengan satu penekanan pada file Pesanan dan Perincian_Pesanan.
Empat file bekerja sama untuk mencatat informasi tentang suatu pesanan sebagai
berikut :
1.
File Pesanan memberikan
tanggal bahwa Pesanan Nomor 0100011 diterima oleh ELERBE. Itu juga menunjukkan adanya
Pelanggan Nomor 3451.
2.
Untuk mempelajari
bagaimana pelanggan membuat pesanan, sistem “menunjuk” pada data acuan dalam record
untuk Pelanggan Nomor 3451 yang
ada dalam File Pelanggan.
3.
Untuk mengetahui barang
apa yang dipesan, sistem memeriksa File Perincian_Pesanan untuk record-record
yang berhubungan dengan Pesanan Nomor 0100011. Seperti yang dapat dilihat,
200 eksemplar dan suatu buku dipesan, dan 150 eksemplar buku yang lain dipesan.
4.
Untuk memperoleh nama
penulis, judul, dan harga buku yang dipesan, sistem mengacu pada data acuan
dalam File Persediaan untuk buku dengan ISBN yang sama.
Manfaat
Pemisahan Informasi ke dalam Record Induk dan Transaksi
Meskipun pengorganisasian data itu terlihat
kompleks, pada kenyataannya, efisien ketika ada banyak pesanan yang harus
dicatat. Keterangan umum tentang pesanan disimpan di File Pesanan. Ketika
mencatat suatu pesanan (menambahkan record ke File Pesanan) untuk
pelanggan yang ada, petugas pencatat pesanan dibebaskan dan beban mengenai
pencatatan nama dan alamat pelanggan karena itu telah tersedia di dalam File
Pelanggan. Dengan demikian, narna dan alamat hanya sekali saja dicatat walaupun
pelanggan tersebut melakukan banyak pesanan.
Ketika mencatat penincian pesanan dalam File
Perincian_Pesanan, petugas pencatat pesanan hanya perlu memasukkan ISBN dan
kuantitas yang diinginkan. Uraian lengkap dan produk itu tersedia di dalam File
Persediaan. Informasi dalam File Persediaan untuk buku tertentu direkam hanya
sekali, meskipun mungkin ada beberapa pesanan unruk buku itu.
RINGKASAN
Para akuntan sebagai evaluator dan perancang perlu memahami proses-proses bisnis perusahaan dan bagaimana data diorganisasi untuk mendukung prosesp roses itu. Tiga jenis penting proses adalah sikius pemerolehan, koiversi, dan pendapatan. Fungsi-fungsi khusus di dalam sikius pemerolehan meliputi perjanjian dengan paa pemasok (pesanan.pembeljan atau kontrak), menerima barang atau jasa, mencatat klaim (utang dagang), dan melakukan pembayaran kas. Fungsi-fungsi khusus di dalam siklus pendapatan pada dasarnya sama dan meliputi permintaan informasi pelanggan, perjanjian dengan para pelanggan (pesanan pelanggan atau kontrak), penyediaan barang atau jasa, dan penagihan kas. Memahami siklus transaksi membantu Anda dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang benar ketika belajar tentang sistem akuntansi.
Para akuntan sebagai evaluator dan perancang perlu memahami proses-proses bisnis perusahaan dan bagaimana data diorganisasi untuk mendukung prosesp roses itu. Tiga jenis penting proses adalah sikius pemerolehan, koiversi, dan pendapatan. Fungsi-fungsi khusus di dalam sikius pemerolehan meliputi perjanjian dengan paa pemasok (pesanan.pembeljan atau kontrak), menerima barang atau jasa, mencatat klaim (utang dagang), dan melakukan pembayaran kas. Fungsi-fungsi khusus di dalam siklus pendapatan pada dasarnya sama dan meliputi permintaan informasi pelanggan, perjanjian dengan para pelanggan (pesanan pelanggan atau kontrak), penyediaan barang atau jasa, dan penagihan kas. Memahami siklus transaksi membantu Anda dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang benar ketika belajar tentang sistem akuntansi.
Proses dapat bersifat kompleks tetapi harus
dipahami jika sistem informasi akuntansi yang mendukungnya akan dipahami. Satu
pendekatan yang disederhanakan yang mencakup identifikasi kejadian dalam suatu
proses dikernbangkan dan diterapkan. Data dapat diorganisasi dalam banyak cara.
Pada sistem manual, dokumen sumber iurnal, huku besar, dan buku besar pembantu
digunakan. Pada sistem yang terkomputerisasi, pada umumnya perusahaan
menggunakan dokumen sumber dan file data. Dua jenis penting dan file data
adalah file induk dan file transaksi. File induk dibuat untuk menyimpan data
acuan tentang barang dan jasa serta agen-agen internal maupun eksternal. File
transaksi digunakan untuk menyimpan informasi tentang kejadian seperti pesanan,
pengiriman, dan penagihan kas.
BAB 3
MENDOKUMENTASIKAN SISTEM AKUNTANSI
Bab 2 membahas proses dan data bisnis. Seperti yang dapat ditemui
secara naratif di Bab 2, buku teks mi menguraikan proses-proses bisnis secara
lebih terperinci dibandingkan, misalnya, dengan materi kuliah akuntansi
keuangan. Buku teks mi rnengenibangkan gagasan mengenai kejadian untuk membantu
Anda mengatur pemikiran Anda tentang proses bisnis. Terakhir, akan dijelaskan
data SIA dalam konteks kejadian bisnis dan sikius transaksi. Bab 3 akan
melanjutkan fokus buku mi pada proses bisnis dan data SIA. Sasaran teks mi
adalah untuk membantu Anda mengorganisasi informasi tentang proses bisnis dalam
bentuk grafis yang mudah dipahami dan memahami paparan grafis yang telah
dikembangkan oleh pihak lain. Teks ml akan menggun.akan diagram aktivitas pada
bab-bab selanjutnya untuk membantu niengevaluasi pengendalian internal (Bab 4)
dan dalam mendokunientasikan perincian sikius pendapatan dan pemerolehan (Bab
9-11).
Proses pembuatan diagram sistem mempunyai
banyak manfaat. Untuk para akuntan dalam perannya sebagai evaluator sistem dan
sebagai auditoi diagram aktivitas memberikan cara yang lebih sistematis untuk
menganalisis proses-proses yang terjadi dalam perusahaan. Diagram tersebut akan
menyoroti aspek-aspek penting dan suatu proses bisnis (seperti tanggung jawab,
kejadian, dokumen, dan tabel-tabel). Sebagairnana akan Anda jumpai di Bab 4,
para akuntan akan niempertimbangkan elemen-elemen mi untuk memaharni risiko
yang terjadi dalam proses bisnis dan menyoroti masalah-rnasalah dalam
pengendalian intern1: SAS No. 941 mengidentifikasi kegunaan dan
teknik-teknik dokumentasi seperti itu dan mnganjurkan aga para auditor
menggunakannya jika dibutuhkan, terutama untuk sistem yang rurnit dengan jumlah
transaksi yang besar. Sebagai perancang dan konsultan1 disiplin sangat
diperlukan dalam pembuatan diagram. Hal ini sangat membantu., untuk memastikan bahwa analisis dan desin
telah dilakukan dengan ber Akuntan sering kali memperoleh informasi dan
berbagai macam sumi. Dengan menyatukan informasi dan mengembangkan diagram, mereka da
memperoleh suatu pemahaman yatig lebih baik dan sebuah sistern. Terakhir,
diagram aktivitas bersifat sederhana dan mudah dibaca oleh para pemakai dengan
sedikit. pelatihan. Dengan demikian, diagram seperti itu mena suatu cara yang
efektif untuk mengomunikasikan informasi tentang bisnis dan sistem akuntansi
kepada para pemakai.
DIAGRAM AKTIVITAS UML
Ada beberapa teknik untuk mendokumentasikan
dokumen bisnis. Di dalam buku teks mi, digunakan unified modeling language
(UML), suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan,
menibangun, dan niendokumentasikan suatu sistem informasi. UML dikembangkan
sebagai suatu alat untak analisis dan desain berorientasi objek oleh Grady
Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Namun demikian, UML dapat digunakan
untuk memahami dan mendokumentasikan setiap sistem informasi. Penggunaan UML
dalam industri terus meningkat. mi merupakan standar terbuka yang menjadikannya
sebagai bahasa pemodelan yang umurn dalam industni peranti lunak dan
pengembangan sistem. Standar tersebut terus dikembangkan dan diperbarui dengan
pengawasan dan kontrol dan Object
Management GroupfJ (0MG), sebuah keanggotaan terbuka, konsorsium yang tidak
beronientasi laba dan perusahaan-perusahaan dalam industri komputer. Anggota
dengan hak suara yang ada sekarang meliputi perusahaan seperti Borland, Hewlett
PackardJ f Rational Software, Raytheon, Sun Microsystems, Unisys, dan W3
Consortium (yang bertanggung jawab imtuk menentukan standar untuk HTML dan
XML). Alasan lain memilih UML adalah karena UML menyediakan pilihan diagram
untukmendokümentasikan proses bisnis dan sistem informasi, Teks mi akan .
menggunakan diagram UML yang berbeda sepanjang teks mi. Bab 3 fokus di ;i
diagram aktivitas UML. Di bab-bab lainnya, akan dibahas diagram kelas
UML dan menggunakan case diagram. Di paragraf berikutnya, akan
diperkenalkan karakteristik dan diagram.-diagram tersebut melalui suatu analogi
yang sederhana. Asumsikan bahwa Anda
ingmn berlibur Anda sudah memutuskan untuk menggunakan. mobil untuk sampai ke
eujuan, sebuah kota yang berjarak
beberapa ratus mil dari rumah Anda. Banyak detail mungkin dilibatkan.
Dalam memahami tujuan ke tempat yang baru.
Jika arah-arah mi diberikan kepada Anda dalam bentuk naratif, bisa jadi Anda
mengalami kesulitan untuk menyerap dan mengingat semua informasi. Apabila ada peta, yang
merupakan suatu represcntasi grafis, akan membuat Anda lehih mudah untuk
menenuikan tujuan Arida. Teks ini rnenghadapi tantangan yang sama ketika mempelajari sistem
akuntansi. Sebagai contoh, di Bab 4, Anda akan menggunakan uraian-uraian yang terperinci
mengenai proses bisnis untuk memahami risiko dan pengendalian. Uraian ini dapat menjadi sangat panjang.
Dengan menggunakan grafik, akan dapat memudahkan pemahaman Anda. Diagram aktivitas UML memainkan peran seperti
sebuah “peta”
dalam memahami proses bisnis dengan menunjukkan urutan aktivitas di dalam
proses. Secara singkat pada Contoh 3.2 ada suatu contoh dan diagram itu. Meskipun Anda
heluin pernah melihat saw diagram aktivitas sebelumnya, secara umum Anda tetap
dapat mernahaminya. Diagram aktivitas U\’IL dan peta mempunyai beberapa
karakterisrik umurn yang membuatnya bermanfaat :
·
Baik peta maupun diagram aktivitas menyediakan representasi informasi
grafis yang lehib mudah dipahami dibandingkan dengan uraian naratif.
·
Peta rnenggunakan lambang
standar untuk rnenyampaikan informasi (rnisalnya jalan raya, jalan tol, jalan
kereta, taman, dan lain-lain). Sama halnya, diagram aktivitas menggunakan
Lambang standar untuk inenunjukkan berbagai unsur dan suatu proses bisnis
(misalnya kejadian, agen, dokumen, dan file).
·
Peta dan diagram aktivitas
dibuat oleh ahlinya retapi dapat dibaca oleb para pemakai dengan sedikit
pelatihan. Penggunaan yang konsisten dan sepeangkat simbol di peta dan diagram
aktivitas membuat pembaca mudah untuk memahaminya.
·
Baik peta maupun diagram
aktivitas dapat menyediakan gambaran tingkat tinggi, seperti halnya juga yang
tingkat rendah. Seorang wisatawan akan menggunakani sebuah peta tingkat tinggi
untuk memahami rute antarkota dan peta yang lehih detail untuk melihat
jalan-jalan di kota tujuan. Sama halnya, diagram aktivitas dapat dibuat untuk
menunjukkan gainbaran singkat dan suatu proses. Jika seseorang perlu untuk
melihat lebih dekat pada kejadian individual, diagram aktivitas yang detail
dapat dibuat untuk satu kejadian tunggal.
MEMAHAMI
DETAILED ACTIVITY DIAGRAM
Teks yang menggunakan
dua lambang tambahan dalam detailed diagram yaitu sebuah cabang dan sebuah
catatan.
§ Simbol berlian
digunakan untuk menunjukkan suatu cabang di dalam diagram aktivitas. Cabang
adalah titik dimana pemrosesan terpecah menjadi dua atau lebih jalur. Kondisi
untuk melaksanakan aktivitas di suatu cabang ditunjukkan setelah berlian.
Pencabangan dapat juga digunakan pada overview diagram. Tetapi skenario
pengecualian dan alternatif hanya ditunjukkan dalam detailed diagram. Dengan
demikian, Anda mungkin memerlukan simbol ini saat membuat detailed diagram.
§ Begitu
sepenrangkat diagram aktivitas sudah dibuat untuk suatu proses bisnis, akan
dibuat acuan silang mengenai diagram ini. Aimbol catatan UML memungkinkan kita
untuk merujuk ke informasi lebih terperinci yang tersedia dalam diagram atau
dokumen lain.
Overview
Activity Diagram dan Diagram Detailed Activity
Buku teks ini mengorganisasi diagram aktivitas tnenjadi dua jenis :
-
Overview diagram menyajikan
suatu pandangan tingkat tinggi dan proses bisnis dengan mendokurnemasikan
kejadian-kejadian penting, urutan kejadian-kejadian mi, dan aliran informasi
antarkejadian.
-
Detailed diagram sama dengan peta dan sebuah kota. Diagram ini menyediakan suatu
penyajian yang lebih detail dan aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang ditunjukkan pada overview
diagram.
UML bersifat fleksibel dan memungkinkan
diagram aktivitas untuk dibuat pada tingkat detail yang berbeda. Buku teks mi
mengorganisasi diagram akthitas menjadi overview diagram dan detailed
diagram,
karena mi herguna untuk mendokurnentasi dan
menganalisis pengcndalian internal, sam tuuan penting din buku teks ini.
UML adalah satu dan hanyak pendekatan yang
dapat digunakan untuk mernbuat model SIA. Meski digunakan UML secara ekstensif
di sepanjang buku teks mi, Anda dapat niembandingkann)a dengan cara lain dalam
mendokumentasi proses bisnis sepanjang kanir Anda. Dua teknik yang umum adalah data
flow diagram (DFD) dan bagan arus sistem (system flowchart). •
Kembali ke analogi perjalanan, bahwa perbedaan teknik mi sama seperti
terdapatnya perbedaan ketika membuat gambar dalam peta. Simbol-siinhol dan
pengorganisasian informasi dalam bisnis dapat diuhab. Apa pun reknik yang Anda
pilih, Anda harus menentukan tenlebih dahulu kejadian, agen, dokumen, clan
file. Pusat perhatian buku mi adalah membantu Anda mernahami komponen-komPoflen
mi dan pengorganisaSiaflflYa.
Sisa dan bab ini dibagi menjadi dua bagian.
Bagian I, “Overview Activity Diagrams” dan Bagian 11, “Detailed
Actwity Diagram.” Tergantung pada kedalaman pengetahuan yang diinginkan,
Anda boleh memilih untuk berfokuc pada Bagian I saja tanpa membaca Bagian II.
Bagi sebagian besar, dengan mampu memahami overview activity diagram akan
cukup bagi Anda untuk rnengerti diagram aktivitas yang diperlihatkan pada akhir
bab.
BAB 4
MENGIDENTIFIKASI RISIKO
DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS
Bab 4
disusun berdasarkan Bab 2 dan 3 untuk
membahas risiko dan pengendalian internal. Analisis kejadian yang diperkenalkan di bab 2. membantu
untuk mengidentifikasi risiko. Diagram aktivitas yang diperkenalkan di Bab 2 digunakan untuk, mendokumentasikan
dan mengevaluasi pengendalian arus kerja.
Isu
pengendalian internal dibahas di sepanjang teks ni. bacalah bab ini
dengan cermat, karena bab ini menyediakan latar belakang untuk pembahasan
mendatang tentang pengendalian internal.
PENGENDALIAN
INTERNAL DAN PERAN AKUNTAN
Pengendalian Internal (Internal Control) adalah
Suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan
personel lainnya yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan
terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai berikut : efektivitas dan
efisiensi operasi; keandalan pelaporan keuangan; dan ketaatan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku.
Pemahaman yang baik mengenai pengendalian internal
penting bagi akuntan yang berperan sebagai manajer, pengguna, perancang, dan
evaluator sistem akuntansi.
·
Tanggung
Jawab
·
Pengguna
·
Akuntan
·
Dalam
perannya sebagai evaluator, auditor internal dan auditor eksternal harus
memahami sistem pengendalian internal.
KERANGKA KERJA DALAM MEMPELAJARI PENGENDALIAN
INTERNAL : KOMPONEN DAN SASARAN PENGENDALIAN INTERNAL.
1. Komponen Pengendalian Internal
2. Sasaran Pengendalian Internal
3. Penentuan Resiko
PENENTUAN RISIKO PELAKSANAAN : SIKLUS PENDAPATAN
Contoh : Siklus Pendapatan ELERBE
PENENTUAN RISIKO PELAKSANAAN : SIKLUS PEMEROLEHAN
Contoh : Proses Penggajian ELERBE
Langkah 1: Dapatkan pemahaman mengenai proses organisasi, Asumsikan bahwa narasi di Contoh 4.2
Bagian A berikut telah dikembangkan berdasarkan penelaahan terhadap proses
penggajian ELERBE.
Langkah
2: Identifikasikan barang atan
jasa yang disediakan dan kas yang diterima yang tergolong berisiko. Di narasi, jasa diherikan dan karyawan, dan kas dibayar kepada
karyawan.
Langkah 3: Nyatakan kembali setiap
risiko yang bersifat umum untuk
menjelaskan risiko pelaksanaan dengan lebil, tepat untuk proses
tertentu yang dipelajari. Keluarkan
setiap risiko yang tidak relevan
atau jelas-jelas tidak material. Contoh
4.2 Bagian B menunukkan risiko-risiko umurn yang disesuaikan untuk sistem
penggajian ELERBE.
Langkah 4: Berikan penilaian atas
signifikansi risiko-risiko yang tersisa. Setelah
risiko diidentikasi, seseorang harus memerhatikan signilkansi biava peluang dan
kerugian yang berhuhungan dengan risiko tersebut. Jika seorang karyawan salah
melakukan pekerjaan tertentu, perilaku mi dapat mengakihatkan terbuangnya hiaya
tenaga kerja dan mungkin juga masalah penjadwalan yang dapat memengaruhi operasi lainnya. Meskipun
kesalahan membayar karyawan yang tidak lagi bekerja di perusahaan kelihatannya
tidak mungkin terjadi, kesalahan mi ridaklab hiasa seperti yang dianggap
seseorang. Di organisasi hesar, seorang karyawan dapat saja keluar dan
perusahaan tanpa diketahui Departemen Penggajian. Pada kasus seperti itu, orang
yang mendistrihusikan cek gaji bisa saja menyimpan satu cek untuk mantan
karyawan tersehut dan rnencairkannya di bank.
Langkah 5: Untuk risiko yang signiflizan, identifikasikan fiktor-faktor
yang berkontribusi terhadap risiko. Mengidentifkasi keadian—kqadian dalam proses, seperti yang dilakukan
di Bab 2, dapat sangat membantu melakukan langkah ini. contoh 4.2, Bagian A
mengidentitkasi masing-masing kejadian di proses penggajian. Dengan menggunakan teknik-teknik yang dijelaskan di Bab 2. Sekarang
kita meninjau lagi kejadian-kejadian mi dan memhahas di mana penvehab risikor
isiko yang teridentifikasi cenderung terjadi. Misalnya, jika seorang karyawan
tidak melakukan pekerjaan dengan benai bisa saja karena supervisor tidak
memberikan instruksi dengan jelas (keadiafl Niemberikan penugasan) atau karena
karyawan ridak mengikuti instruksi (kejadian Nielakukan rugas yang dihenikan).
Apabila seorang karyawan diberi jumlah gaji yang salah, iw bisa saja tcrjadi
karena jurnlah jam salah dicatat (kejadian Mencatat vaktu datang awn kejadan
Mencatat vaktu pulang), karena saiah menghitung gaji (kejadian Menyiapkan gaji), awn karena
kesalahan dilakukan pada saar menulis cek gaji (kejadian Mencetak cek gaji). Menerapkan
Pengendalian. Setelah menentukan penyebab potensial
terjadinya risiko, pengendalian internal yang tepat harus diterapkan. Sekali
lagi, aktivitas pengendalian internal akan dibahas kemudian di bab ini.
PENELITIAN
RISIKO SISTEM INFORMASI
Bagian terdahulu memfokuskan pada risiko
pelaksanaan pada proses-proses perusahaan. Bagian ini, memfokuskan pada risiko
sistem informasi, (information system risk) atau risiko kesalahan pada sistem
informasi perusahaan niclalui pencatatan, pembaruan, atau pelaporan data yang
tidak repat. Karena sistem informasi mencatat transaksi perusahaan. sistem
inormasi tidak terlepas dari risiko pelaksanaan meskipun risiko pelaksanaan dan
risiko sisrem informasi nidak saling lepas, rerlihat hahwa pedonian unruk mengidenrifikasi
risiko seperti itu cukup berbeda untuk memastikan perlakuan yang terpisah. Bagian ini memfokuskan pada risiko bahwa data dalam sistem informasi itu tidak benar atau tidak baru.
Pencatatan
Risiko
Ingat kembali bahwa pencatatan didefinisikan
sebagai memasukkan data mengenai suatu kejadian pada dokumen sumher arau fle
transaksi. Pencatatan risiko (recording risk) menyarakan risiko
yang odak tangkap informasi kejadian secara akurat dalam sistern inorrnasi
organisasi. Kesalahan dalam pencatatan dapat rnenyebabkan kerugian yang sangat besar.
Memperbarui
Risiko
Pembaruan risiko (update risk) adalab
risiko bahwa field ringkasan dalam catatan induk tidak diperharui dengan tepar.
Memperharni kesalahan bisa jadi sangat mahal. Misalnya, pesanan bisa ditolak
karena jumlah persediaan dilaporkan sudah habis, padahal persediaan sebenarnya
masih ada. Kesalahan unruk memperbarui saldo kas dapat mengakibarkan cek
ditulis tanpa adariya dana yang cukup. Kesalahan dalam memperbarui juga dapat
mengurangi efektivitas pengendalian atas saldo aset dan kewajiban di huku
hesar. Sebagai contoh, total piutang usaha di buku besar harus sama dengan
jumlab angka saldo yang jaruh tempo di record induk pelanggan. Saldo
persediaan di buku besar harus sesuai dengan jumlah saldo yang diambil dan record
induk masingm asing persediaan. Jadi, kapan saja saldo tagihan pelanggan
diperbarui, akun huku besar, yaitu Piutang Usaha, harus segera diperbarui atau
setidaknya dijadwalkan untuk diperbarui.
Contohnya : Angelo’s Diner
Memvisualisasikan
Risiko Pencatatan dalam Sistem Informasi Terkomputerisasi
Pada
kasus Angelo’s Diner, digunakan mesin hitung kas elektronik, tetapi tidak ada
pembahasan mengenai sistem komputer yang sebenarnya dengan file transaksi dan
file induk (meskipun daftar harga yang disimpan di mesin hitung memiliki
beberap sifat file induk). Di sisi lain, sistem informasi yang digambarkan
untuk siklus pendapatan ELERBE berperan lebih aktif. File induk dipelihara
untuk pelanggan dan produk, dan file transaksi digunakan untuk mencatat
kejadian.
Mengidentifikasi
Risiko Pembaruan
Di bagian terdahulu,
pedoman diberikan untuk mengidentifikasi risiko-risiko pencatatan. Di bagian
ini, diberikan pedoman untuk mengidentifikasi risiko-risiko pembaruan. Berikut
langkah-langkahnya :
Contoh : Siklus Pendapatan ELERBE
PENCATATAN DAN PEMBARUAN DI SISTEM BUKU BESAR
Di
sebagian besar bab ini, perhatian diberikan pada pencatatan dan pembaruan
informasi yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi siklus transaksi
pemerolehan dan pendapatan. Sedikit perhatian telah diberikan pada pencatatan
dan pembaruan informasi untuk tujuan pelaporan keuangan, sesuatu yang dicapai
melalui sistem buku besar. Beberapa kejadian memiliki signifikansi akuntansi
keuangan secara langsung, sedangkan beberapa lainnya tidak.
Risiko dalam
Mencatat dan Memperbarui Informasi pada Sistem Buku Besar
Salah
satu risiko adalah bahwa akun buku besar salah dicatat dan bahwa jumlah debit
atau kredit bisa saja salah. Juga terdapat risiko bahwa record induk buku besar
mungkin tidak diperbarui sama sekali, terlambat diperbarui, atau diperbarui dua
kali. Selain itu, record induk buku besar yang salah dapat telah diperbarui,
dan proses memperbarui mengandung kesalahan yang mengakibatkan kesalahan
memperbarui saldo. Kebijakan untuk memperbarui akun-akun buku besar harus
dipahami dengan baik. Di banyak kasus, saldo buku besar segera tidak diperbarui
saat terjadinya transaksi.
Risiko
Pengendalian
Setelah risiko kerugian
atau kesalahan yang signifikan telah diidentifikasi, evaluator harus
memerhatikan cara-car untuk mengendalikan risiko. Di banyak kasus, perusahaan
meminta bantuan akuntan, auditor eksternal, atau auditor internal untuk
mengevaluasi pengendalian dan meminta pendapat pengendalian tambahan jika
diperlukan. Di bagian selanjutnya, akan disajikan beberapa teknik yang
digunakan untuk mengendalikan risiko.
AKTIVITAS
PENGENDALIAN
Aktivitas
Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi
untuk menhadapi risiko dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Aktifitas ini
bisa dibuat manual atau otomatis dan bisa diterapkan di berbagai tingkat di
dalam organisasi. Butir utama menjelaskan tentang empat jenis pengendalian,
yaitu : Pengendalian arus kerja (workflow control), pengendalian input (input
control), pengendalian umum (general control), dan penelaahan kinerja
(performance review). Kategori aktivitas pengendalian ini berbeda dengan
kategori di Laporan COSO (dan aktivitas pengendalian tidak diperinci di Standar
PCAOB No. 2) agar sesuai dengan cakupan pembahasan pada bab-bab buku teks ini.
Pengendalian
Arus Kerja
1. Pemisahan Tugas
2. Penggunaan Informasi Mengenai Kejadian Sebelumnya
untuk Mengendalikan Aktivitas
3. Urutan Kejadian yang Diharuskan
4. Menindaklanjuti Kejadian
5. Dokumen Bernomor Urut
6. Pencatatan Agen Internal yang Bertanggung Jawab
atas Kejadian dalam Suatu Proses
7. Pembatasan Akses ke Aset dan Informasi
8. Rekonsiliasi Catatan dengan Bukti Fisik Aset
Penelaahan
Kinerja
Penelaahan
kinerja mengukur kinerja dengan membandingkan data aktual dengan anggaran,
proyeksi, atau data periode lalu. Penelaahan kinerja meliputi analisis data
(kemungkinan dari banyak periode), identifikasi masalah, dan pengambilan
tindakan perbaikan. Di bagian ini, akan dijelaskan jenis pengendalian ini lebih
lanjut dan ditunjukkan bagaimana pemeliharaan file digunakan untuk
menerapkannya.
Contoh penelaahan kinerja adalah sebagai berikut :
§ Manajer pemasaran menelaah penjualan berbagai
macam produk untuk menentukan produk mana yang dihentikan.
§ CEO ingin menentukan keberhasilan wakil direktur
yang bertanggung jawab atas penjualan internasional.
§ Secara periodik, manajer kredit memeriksa laporan
daftar akun-akun yang jatuh tempo sehingga keputusan dapat dibuat terkait
dengan upaya penagihan kredit seperti apa yang harus diambil.
§ Manajer kredit memeriksa bahwa akun-akun yang
tidak tertagih berada dalam batas yang wajar dan merevisi kebijakan kredit jika
diperlukan.
§ Petugas pembelian menggunakan laporan periodik
untuk menentukan apakah perusahaan harus menghentikan pemesanan dari pemasok
dimana retur pembeliannya tinggi.
Sumber : Sistem Informasi Akuntansi (Dasaratha V. Rama/Frederick
L. Jones)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar